Unisma Miliki Day Care untuk Mengakomodir Anak Karyawati, Disiapkan Kurikulum Sesuai Usia

Universitas Islam Malang (Unisma) memiliki fasilitas Day Care untuk karyawati yang memiliki anak yang masih kecil dan sulit ditinggal di rumah. Lokasinya di lantai satu gedung bundar di kampus itu. Day care “Anak Sholih” ini berdiri sejak 2018.

“Pendirian Day Care ini karena pimpinan mengakomodasi karyawati yang muda-muda dan masih produktif,” jelas Dr Jeni Susyanti SE MM, Kepala Pusat Pengembangan  Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Badan Pengembangan Usaha Unisma pada Kkamis (23/2/2023).

Biasanya mereka memiliki anak-anak kecil yang sulit ditinggal di rumah atau tidak ada yang menunggu di rumah karena ayah ibu bekerja. Ia mengatakan, pendirian ini tidak mengarah pada bisnis tapi mengarah pada pelayanan kepada internal Unisma. Meski layanan ini juga terbuka pada non Unisma.

Usia anak yang diterima minimal 1 tahun sampai terserah orangtua. Misalkan usia 5 tahun karena pulang ke rumah, orangtua belum pulang dari kerja. “Seperti sudah sekolah di paud. Pulang sekolah dititipkan. Nanti pulangnya sama-sama dengan orangtuanya,” kata dia.

Jumlah siswa di Day Care ini paling banyak 15 anak dengan tiga pengasuh. Selain itu, tempat ini jadi tempat praktik mahasiswa magang dari Fakultas Agama Islam (FAI) dari prodi PGRA. Juga pernah jadi tempat praktik mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) untuk tumbuh kembang anak.

Aktifitas anak dimulai pada pagi hari diantar orangtuanya pada pukul 07.30-08.00 WIB. Jika pagi belum sarapan, orangtua membawakan makan. Setelah itu, anak-anak diajak bermain dan pembelajaran. “Ada kurikulum yang kita buat untuk masing-masing usia,” jawab dosen ini. Porsi utama anak-anak adalah bermain. 
Sehingga kognitif berjalan. 

Di hari Jumat juga ada pembelajaran sholat. “Kita siapkan mukena kecil-kecil, sarung kecil untuk membiasakan sholat. Tapi setidaknya sejak anak-anak mengenal sholat,” kata dia. Usai makan siang, anak-anak akan tidur siang. Setelah itu mereka mandi. Pada pukul 14.30 atau 15.00 WIB, sudah ada orangtua yang mengambil anak-anak.

“Yang mengambil harus orangtua atau diwakili orang yang sudah disampaikan pengelola,” kata Jeni. Sedang Dinda menjelaskan tentang kurikulum paud 2013 dengan pendekatan holistik. Ada aspek perkembangan yang dinilai, yaitu seni, bahasa, motorik, sosial emosional dan agama. “Jadi beda usia, beda treatment,” kata Dinda.

Misalkan usia dua tahun, anak sudah mulai mengenal warna. Sedang usia empat tahun sudah mulai bisa menggambar bentuk-bentuk. “Memang yang usia matang lebih bisa terima materi,” kata Dinda.